Jadwal Pelaksanaan TKA untuk jenjang SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat tahun 2026

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara resmi menetapkan rangkaian jadwal pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk jenjang SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat tahun 2026. Pelaksanaan TKA ini mencakup seluruh tahapan penting, mulai dari pendaftaran peserta, simulasi, gladi bersih, hingga asesmen utama. TKA dirancang sebagai bagian dari sistem pemetaan capaian akademik murid secara nasional dan terintegrasi dengan Asesmen Nasional (AN). Pemerintah menegaskan bahwa TKA tidak digunakan sebagai penentu kelulusan murid.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa pengembangan TKA untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama merupakan kelanjutan dari kebijakan pemetaan akademik yang sebelumnya telah diterapkan pada jenjang pendidikan menengah. Kebijakan ini bertujuan untuk menyediakan data yang objektif, komprehensif, dan akurat terkait capaian belajar murid di berbagai daerah sebagai dasar perbaikan pembelajaran serta pengambilan kebijakan pendidikan yang berbasis data.

“TKA bukan ujian kelulusan dan tidak bersifat wajib. Kehadiran TKA dimaksudkan untuk membantu satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan memahami kondisi riil capaian akademik murid, sehingga perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secara lebih terarah,” ujar Menteri Mu’ti dalam taklimat media terkait TKA di Jakarta pada 22 Desember.

Lebih lanjut, Menteri Mu’ti menegaskan bahwa pada jenjang SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat, TKA akan disinergikan dengan Asesmen Nasional. Sinergi ini dilakukan dengan menyesuaikan karakteristik soal, pendekatan penilaian, serta metode asesmen agar selaras dengan tahap perkembangan peserta didik. Dengan demikian, hasil asesmen diharapkan mampu memberikan gambaran yang utuh mengenai kemampuan literasi, numerasi, dan aspek akademik lain yang relevan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, menyampaikan bahwa TKA dirancang sebagai alat diagnosis nasional. Asesmen ini bertujuan untuk membaca kemampuan akademik murid secara lebih adil, kontekstual, dan berkelanjutan. Menurutnya, data hasil TKA bukanlah titik akhir, melainkan titik awal untuk melakukan perbaikan pembelajaran di satuan pendidikan.

“Data TKA akan digunakan untuk memperkuat pembelajaran mendalam, penyempurnaan kurikulum, serta peningkatan kualitas proses belajar-mengajar. Dengan data yang tepat, kebijakan pendidikan dapat disusun secara lebih terarah dan berdampak nyata,” ungkap Toni.

Terkait jadwal pelaksanaan, pendaftaran TKA bagi murid kelas VI SD dan kelas IX SMP direncanakan dibuka pada 19 Januari hingga 28 Februari 2026. Untuk memastikan kesiapan teknis dan nonteknis, Kemendikdasmen juga akan menyelenggarakan simulasi TKA. Simulasi untuk jenjang SMP dijadwalkan pada 23 Februari hingga 1 Maret 2026, sedangkan simulasi SD akan dilaksanakan pada 2 Maret hingga 8 Maret 2026. Setelah itu, tahap gladi bersih atau persiapan final akan berlangsung pada 9 Maret hingga 17 Maret 2026.

Pelaksanaan TKA SMP direncanakan berlangsung pada 6 April hingga 16 April 2026, sementara TKA SD akan dilaksanakan pada 20 April hingga 30 April 2026. Seluruh proses asesmen akan dilakukan berbasis komputer dengan tetap memperhatikan kesiapan infrastruktur dan kondisi daerah. Pemerintah juga menyiapkan mekanisme penyesuaian untuk mengantisipasi berbagai kendala teknis di lapangan.

Hasil TKA dijadwalkan akan diolah pada 18 Mei hingga 23 Mei 2026 menggunakan pendekatan penilaian yang mempertimbangkan tingkat kesulitan dan karakteristik soal. Setiap murid akan memperoleh hasil asesmen yang disertai deskripsi capaian akademik sebagai panduan untuk meningkatkan kompetensi secara bertahap. Pengumuman hasil TKA direncanakan pada 24 Mei 2026.

Melalui pelaksanaan TKA SD dan SMP tahun 2026, Kemendikdasmen menegaskan komitmennya untuk terus menyempurnakan sistem asesmen pendidikan nasional. Diharapkan, kebijakan ini mampu memperkuat fondasi pembelajaran sejak dini serta mendorong peningkatan mutu pendidikan Indonesia secara sistemik dan berkelanjutan.